Iklan 1

Sunday 28 March 2021

OKULASI NANGKA (JACKFRUIT GRAFTING)

 BELAJAR OKULASI NANGKA

/JACKFRUIT GRAFTING



Asal Usul dan Deskripsi Singkat Tanaman Tangka
    
  Siapa yang tak kenal dengan tanaman yang satu ini. Ya, nangka. Tanaman dengan nama Latin Artocarpus Heterophyllus ini disukai banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, di kota maupun di desa. 
    Selain dikonsumsi dalam bentuk buah matang, buah  tanaman ini dapat dibuat berbagai macam olahan, di antaranya:
    1. Dodol nangka
    2. Wajik nangka
    3. Keripik nangka
    4. Sayur nangka muda (gudeg), dll
    
  Menurut beberapa sumber, tanaman nangka berasal dari Negara India. Kini tanaman ini telah menyebar ke berbagai negara terutama negara-negara Asia yang beriklim tropis.
    Tinggi pohon nangka bisa mencapai 20 hingga 30 meter, hal ini dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah. Bentuk batang silindris, kayunya keras dan padat sehingga banyak orang memanfaatkan kayu pohon nangka untuk bahan bangunan terutama dibuat kusen pintu, jendela dan lain-lain. Cabang dan ranting nagka juga bisa digunakan sebagai bahan bakar, tentu saja harus dikeringkan terlebih dahulu.       Daun nangka seringkali digunakan sebagai pakan ternak khususnya domba dan kambing. Akar, batang dan daun mengeluarkan getah berwarna putih dan lengket apabila dipotong. Sebagian orang suka memanfaatkan getah pohon nangka untuk menjerat burung dengan cara mengurangi kadar air kemudian menempelkan getah di dahan atau ranting pohon yang biasa dihinggapi burung. 

Cara Perbanyakan Tanaman Nangka
 1. Secara Generatif   
     Tanaman nangka dapat diperbanyak secara generatif (melalui biji), akan tetapi perbanyakan melalui       biji membutuhkan waktu yang cukup lama. Tanaman nangka hasil perbanyakan dari biji bisa                mencapai 8 tahun sejak tanam untuk bisa berbuah. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan dari biji         sering kali tidak memiliki sifat yang sama dengan tanaman induk. Hal ini juga terjadi pada tanaman      lain.

2. Secara Vegetatif
    Perbanyakan tanaman secara vegetatif memiliki banyak keuntungan, di antaranya sifat bibit baru            relatif sama dengan pohon induk, keseragaman masa dewasa.
        Secara vegetatif, tanaman nangka dapat diperbanyak dengan beberapa cara di antaranya:
  • Cangkok
  • Sambung pucuk
  • Sambung susu, 
  • Okulasi
  • Stek 
Bagi para sahabat yang mempunyai pohon nangka nangka berkualitas dan ingin memperbanyak pohon nangka tersebut, maka salah satu cara perbanyakan yang bisa kita coba praktikan di rumah adalah OKULASI . 
    Tanaman nangka hasil okulasi cocok ditanam di kebun, di pekarangan rumah, bahkan di dalam pot atau lebih dikenal dengan sebutan TABULAMPOT.


Cara Okulasi Tanaman Nangka

   Apabila ingin memperbanyak tanaman dengan teknik okulasi, tentu saja kita harus mempersiapkan beberapa hal terlebih dahulu,yaitu: 
1. Batang bawah (rootstock)
    Rootstock adalah bahan berupa tanaman utuh (memiliki akar, batang dan daun), umumnya                     merupakan hasil semai dari biji. Biji yang digunakan harus sehat, bernas, dan diambil dari buah yang      telah matang di pohon sehingga diharapkan memiliki pertumbuhan yang normal.
    Rootstock bisa diokulasi apabila telah cukup umur, minimal 6-8 bulan (tergantung kesuburan media     tanam), adapun ciri-ciri rootstock yang telah siap diokulasi adalah sebagai berikut:
  • Sehat    
  • Pertumbuhan normal
  • Diameter batang minimal 0,5 cm
  • Dalam masa tumbuh aktif (tidak stagnan)
  • Kambium sedang optimal (kulit mudah dikelupas)   
      Tanaman dengan kondisi kambium optimal akan sangat menentukan keberhasilan okulasi, sebab          kambiumlah yang menjadi inisiator pertautan antara entres dengan rootstock.

2. Batang Atas (entres)
    Batang atas merupakan cabang atau ranting dari pohon indukan yang akan kita perbanyak. Pohon        indukan yang akan diperbanyak tentunya harus berkualitas, misalnya bentuk buah besar dan lebat,        padat isi,  rasa manis, warna menarik, tidak terlalu berair. Atau  bentuk buah unik seperti nangka            mini yang memiliki bentuk buah bulat dan relatif kecil (maksimal seukuran buah kelapa).

A. Alat
    Alat yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.



B. Bahan
    

C. Langkah Kerja

    Langkah Pengerjaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini


  1. Potong batang bawah
  2. Siapkan entres dengan 1 mata tunas (boleh mata tunas tidur    hingga mata tunas yang sudah tumbuh hingga 3 cm), panjang entres yang disiapkan adalah sepanjang 2-3 cm tergantung panjang ruas, sudut kemiringan hasil potongan sekitar 45 derajat (istilah Sunda : goler kampak). 
  3. Dekatkan entres pada batang bawah untuk menaksir panjang sayatan bukaan kulit entres. Buat dua torehan sejajar   pada batang bawah, kemudian buat garis potong mendatar pada tengah-tengah bidang kulit yang terbentuk dari kedua torehan sehingga membentuk huruf   "H" besar 
  4. Buka/kelupas kulit batang bawah, kulit yang berada di bawah garis potong mendatar ditarik ke bawah sedangkan kulit yang berada di atas garis potong ditarik ke atas (bukaan kulit pada tahap awal dibuat sedikit lebih pendek dari pada panjang entres agar nantinya dapat disesuaikan sewaktu entres diselipkan)
  5. Sisipkan entres sedemikian rupa hingga pangkal bawah entres berada pada pada pangkal/sudut antara bukaan kulit dann kambium batang bawah, ujung atas entres terselip di antara kulit bukaan bagian atas dan kambium batang, pada langkah ini merupakan point yang sangat penting. Kedua ermukaan potongan entres (atas dan bawah) wajib tertutup dengan rapat oleh bukaan kulit batang bawah.
  6. Potong sisa kelebihan kulit.
7. Kedua ujung titik temu entres dengan kulit batang bawah dililit        dan diikat dengan tali plastik, mata tunas tidak dililit/dibiarkan           terbuka
8. Lakukan penyungkupan, apabila entres yang digunakan masih            dorman/belum aktif/tunas masih pendek, maka penyungkupan            cukup dengan kantong plastik es batang. Apabila tunas telah            tumbuh panjang, maka sungkupnya menggunakan kantong klip        plastik.


D. Perlakuan Pasca-okulasi
  • Tempatkan di tempat yang agak terlindung (simat sekitar 50-70%), tergantung kondisi lingkungan karena intesnsitas cahaya dan kelembaban saling mendukung.
  • Kelembaban maksimum 50% (entres nangka sangat sensitif dengan kelembaban yang tinggi, apabila okulasi    dilakukan di musim hujan maka tanaman harus diletakan di tempat yang tidak terkena hujan atau dibikin saung peneduh dan bedengan ditinggikan dan pengurangan interval penyiraman.
E. Tips dan Trik Keberhasilan

  • Diameter entres harus lebih kecil daripada diameter batang bawah, diameter entres jangan melebihi 3/4 besar diameter rootstock, gunakan entres dengan diameter minimum 3 milimeter
  • Pilih entres dengan tingkat ketuaan sedang sampai dengan tua ditandai dengan warna hijau muda hingga peralihan hijau tua dan coklat (bila entres terlalu muda/berair mudah membusuk, entres tua cenderung lebih tahan kelembaban maupun kekeringan tapi agak lama dalam memunculkan tunas)

    • Menggunakan entres dengan mata tunas sudah timbul/benar-benar aktif
 
    • Potong seedling di atas mata tunas (untuk mencegah pengeringan/kematian seedling yang kadang terjadi dari titik potong), karena hail ini membahayakan titik operasi di mana entres berada.

    • Pilih bidang seedling yang dianggap paling rata/luas/lebar sebagai titik okulasi supaya mudah saat menempelkan entres.


Dokumentasi Foto Hasil Okulasi
Kelembaban sangat berpengaruh pada keberhasilan okulasi,
bila teralalu lembab entres membusuk. Sebaliknya, bila terlalu kering entres kering dan mati.


Penampakan 1 bulan sejak tanggal okulasi.

Tunas yang tumbuh pada batang bawah dibuang.


Sungkup dibuka saat mengecek, kemudian tutup kembali.

Tunas muda seperti ini sangat rawan patah bila terkena singgungan atau benturan, perlakukan dengan penuh kelembutan dan jagalah dari kemungkinan gangguan binatang.

Entres tua agak lambat dalam menumbuhkan tunas.


Entres yang sudah tumbuh tunas seperti ini sebenarnya sudah bisa kena sinar matahai penuh (Full sun) hanya saja harus dibarengi dengan kelembaban yang cukup.


Dengan teknik okulasi seperti ini kita bisa menggunakan 2,3 entres bahkan lebih, tentunya bisa divariasi dengan 2-3 varietas berbeda.



SELAMAT MENCOBA & SEMOGA SUKSES!


Anda juga mungkin tertarik dengan postingan kami yang lain:


    SAMCUK MANGGA TIPE Z/N
    





Thursday 11 March 2021

SAMBUNG SAMPING JAMBU BIJI (GUAVA SIDE GRAFTING)

BELAJAR TEKNIK SAMBUNG SAMPING JAMBU BIJI 

(GUAVA SIDE GRAFTING)


Para pecinta tanaman buah, khususnya TABULAMPOT, tentu sudah tidak asing dengan teknik perbanyakan tanaman yang satu ini. Ya. Teknik sambung samping sangat efektif dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. 

Ada beberapa keuntungan apabila tanaman kita perbanyak dengan teknik sambung samping, diantaranya:

  1. Perakaran yang kuat (bila batang bawah hasil semai biji)
  2. Masa  berbuah relatif serempak karena entres telah dewasa dan diambil dari indukan berkualitas 
  3. Bisa dijadikan tabulampot sekaligus penghias halaman rumah (karena meskipun tajuk masih kecil sudah mulai berbuah
  4. Bisa menyambung seedling berukuran besar dengan entres kecil
  5. Sangat baik digunakan ketika hendak mengganti varietas tanaman buah yang sudah kurang produktif atau dianggap sudah tidak populer

A. Alat/Tools


    Setiap alat yang disiapkan mempunyai kegunaan tersendiri:
  • Gunting stek digunakan untuk memotong batang bawah atau entres yang berukuran besar. Beberapa kelebihan gunting stek dalam memotong adalah dari segi keamanan sewaktu digunakan dan tidak membutuhkan tenaga yang ekstra (praktis), hal ini tentu saja berbeda ketika kita menggunakan pisau yang membutuhkan  posisi pegangan yang tepat, aman dan nyaman serta tenaga yang kuat.

B. Bahan

    *Syarat: Diameter entres yang digunakan harus lebih kecil daripada diameter seedling


C. Langkah Pengerjaan
    




  1. Potong seedling pada ketinggian sekitar 15-20 cm dari permukaan media tanam
  2. Buka kulit seedling sepanjang 3-5 cm (apabila kulit susah dikelupas maka sayat kulit dari atas ke bawah, usahakan kambium tidak banyak terkikis), kemudian potong kulit yang terbuka dan sisakan sekitar o,5-1cm (sebagai penyangga pangkal entres)
  3. Sayat miring entres yang telah disiapkan (panjang sayatan dibuat sama atau lebih pendek dari bukaan kulit seedling)
  4. Tempelkan entres pada bukaan kulit seedling sehingga bidang sayatan melekat pada kambium batang seedling
  5. Lakukan pelilitan pada titik sambung dan diakhiri dengan ikatan/kuncian
  6. Sungkup (bila cuaca sangat panas sungkup perlu diikat, apabila cuaca adem maka tidak usah diikat.


DOKUMENTASI FOTO HASIL SAMBUNG SAMPING


 Pertautan telah sempurna




BUAH MULAI MATANG


MINIM BIJI
Salah satu keunggulan jambu krista adalah kandungan biji buahnya relatif sedikit bila dibandingkan dengan varietas jambu biji lainnya, selain itu tekstur daging buahnya lebih renyah.








Monday 8 March 2021

SAMBUNG SISIP JAMBU AIR

 MARI BELAJAR SAMBUNG SISIP JAMBU AIR

Para penggemar tabulampot, petani yang sedang belajar cara memperbanyak tanaman, atau pehobi tanaman buah, atau anda yang memiliki tanaman kesayangan di pekarangan, salah satu cara perbanyakan bibit Jambu Air yang cukup mudah kita lakukan adalah SAMBUNG SISIP.

A. Sekilas tentang Sambung Sisip

    Sambung sisip merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman        secara vegetatif (perbanyakan tanaman tanpa melalui biji). Pada        dasarnya, sambung sisip dilakukan dengan cara menyisipkan atau     menyusupkan entres pada bukaan kulit batang bawah. Hal yang        membedakan antara sambung pucuk dengan sambung sisip adalah     pada sambung pucuk batang bawah (seedling) dipotong langsung     sewaktu penyambungan, sedangkan pada sambung sisip                    pemotongan batang bawah dilakukan setelah entres menunjukkan     tanda-tanda keberhasilan penyambungan berupa pertumbuhan            tunas.

B. Alat dan Bahan


    1. Pisau yang tajam dan bersih (bila perlu disterilkan)

    2. Tali plastik

    3. Pohon indukan sebagai sumber entres (sehat, teruji kualitasnya)

    4. Batang bawah (sehat, subur dan pertumbuhan normal)

C. Langkah-langkah penyambungan



  • Siapkan batang bawah dan entres terpilih (diameter minimal 1 cm)
  • Diameter entres harus lebih kecil daripada diameter seedling
  • Entres dipotong sesuai kebutuhan ( 1 buku, 2 buku atau 3 buku tergantung panjang ruas)
  • Sayat miring memanjang di satu sisi, sisi yang lain dipotong seperlunya untuk menghilangkan memar sewaktu penyayatan sisi pertama



  • Pilih permukaan batang seedling yang dianggap sempurna untuk bidang penyambungan (bidangnya mendekati kelengkungan entres)
  • Buat dua torehan memanjang dari atas ke bawah (membentuk angka 11 dengan jarak kedua torehan sedikit lebih besar dari diameter entres), panjang torehan dibuat lebih panjang dari sayatan pada entres
  • Kerat ujung atas torehan lalu kelupas kulit  ke arah bawah (jepit kulit batang di antara ibu jari dan mata pisau)
  • Potong hasil bukaan kulit dan sisakan sedikit (sebagai penyangga sekaligus penutup pangkal entres)
  • Tempelkan permukaan entres yang disayat memanjang pada kambium batang bawah dengan akurat (permukaan sayatan melekat pada kambium sehingga tidak ada celah)


  • Tutup dan lilit titik sambungan dimulai dari bawah ke atas   dengan tali plastik dan lakukan pengikatan (penguncian)
  • Lanjutkan pelilitan hingga seluruh bagian entres tertutup sempurna (berfungsi sebagai sungkup sekaligus pencegah masuknya udara atau air dari luar)
  • Simpan hasil sambungan di tempat yang aman dari kemungkinan adanya benturan
  • Kelembaban tanaman selama pertautan sambungan harus dijaga, apabila media tanam terlalu kering maka ada kemungkinan entres menjadi kering dan mati, begitu pula sebaliknya, bila kelembaban terlalu tinggi maka ada kemungkinan entres membusuk
  • Apabila setelah 3 minggu entres masih segar maka kemungkinan besar penyambungan berhasil
  • Pembukaan tali lilitan dapat dilakukan apabila entres sudah memunculkan tunas, lilitan dibuka akan tetapi tidak seluruhnya, kuncian atau ikatan tidak dilepas
  • Pemotongan seedling dilakukan apabila tunas telah tumbuh minimal 5 cm (pemotongan bisa dilakukan sekaligus atau bertahap dengan menyayat setengah diameter batang bawah dengan jarak kurang lebih 10 cm di atas titik sambung)
  • Selamat mencoba
D. Faktor Penentu (sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan)
    Segala sesuatu yang kita jalani tidak pernah terlepas dari izin Yang Maha Kuasa, akan tetapi dari segi     lahiriah pun kita wajib berusaha. Berikut ini adalah sebagian dari faktor-faktor yang mempengaruhi     tingkat keberhasilan penyambungan
  1. Kualitas seedling (gunakan seedling  yang pertumbuhannya normal, pertumbuhan kambium sedang aktif, terbebas dari bibit penyakit serta cukup umur,diameter batang minimal 1cm, mekin besar makin bagus)
  2. Perlakuan terhadap entres (kesehatan entres, pemupukan pra-sambung, kondisi cuaca saat pengambilan, cara kemas sewaktu pengangkutan)
  3. Alat pemotong dan pisau yang digunakan
            a. Ketajaman (sangat menentukan keberhasilan karena pisau yang tajam dan tipis menghasilkan                 bidang hasil sayatan yang halus dan rata)
            b. Kebersihan (alat harus terbebas dari kotoran berupa tanah, minyak, debu, pestisida, dll)
            c. Sterilitas/tingkat keterbebasan dari patogen (virus, bakteri, jamur)
            d. Ketelitian penyambung saat pengerjaan (kebersihan tangan, keapikan penyayatan, tekanan                     sewaktu pengikatan, hindari perubahan posisi berulang-ulang saat penempatan entres karena                  dapat membuat kambium tanaman tertentu cepat kering atau teroksidasi oleh oksigen di                         udara bebas)
       4. Perlakuan pascasambung 
            Selama proses pertautan tanaman ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, di antaranya:
    1. Sebaiknya tidak melakukan penyemprotan pupuk cair atau  pestisida terutama yaang berbahan kimia. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari cipratan/resapan pupuk/pestisida kimia pada titik luka sambungan karena bisa berakibat fatal (mati jaringan)
    2. Perhatikan waktu/musim penyambungan karena berkaitan serat dengan suhu, kelembaban, pencahayaan. Beberapa tanaman sangat sensitif terhadap kelembaban berlebih ataupu kekeringan. 



DOKUMENTASI FOTO HASIL SAMBUNG SISIP


PEMOTONGAN BATANG BAWAH

Proses pemotongan batang bawah dan pindah tanam (transplantasi)
  • Pada proses sambung sisip terkadang tumbuh akar pada bidang sambungan, hal ini wajar karena batang bawah yang dibuka kulitnya mendapat kelembaban saat luka tersebut terbungkus tali lilitan entres. Akar tersebut kita buang saja karena tidak akan berpengaruh ataupun mengganggu pertumbuhan tunas entres. 
  • Setelah batang bawah dipotong kita juga bisa sekaligus mengganti media tanam baru dan polybag yang berukuran lebih besar. Hal ini dilakukan agar tanaman hasil sambung mendapat nutrisi yang memadai sehingga pertumbuhan lebih optimal.
  • Apabila pemotongan batang bawah dilakukan pada saat tunas entres masih kecil, maka perlu mendapat perhatian lebih. Entres yang masih berukuran kecil sangat rawan patah ataupun terserang hama pengganggu, selain itu tunas yang nasih kecil terkadang tidak tahan terhadap perubahan suhu dan kelembaban. Maka salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan penyungkupan dan meletakan tanaman di bawah naungan.

Pertumbuhan entres pada usia kurang lebih 1 bulan 
pasca penyambungan

Batang bawah tidak langsung dipotong dan dibiarkan tumbuh untuk beberapa waktu 
agar pertumbuhan lebih optimal selama tunas entres belum memiliki daun dewasa.




Jangan coba menahan bila Anda ingin  senyum-senyum sendiri!

Coba tatap lekat tunas yang baru muncul itu, anggap tanaman ini  milik Anda.
Bagi saya, ia seperti mengajak tersenyum dan berkata :
" Hi.... Nice to meet you....!"






Saturday 6 March 2021

BELAJAR SAMBUNG SUSU TANAMAN MANGGA/ MANGGO APPROACHING GRAFTING

 SAMBUNG SUSU TANAMAN MANGGA


Pada postingan yang kedua ini saya bermaksud untuk berbagi pengalaman saya tentang teknik SAMBUNG SUSU TANAMAN MANGGA.

Pada sambung susuan, batang atau cabang dari pohon induk yang hendak kita turunkan tidak dipotong langsung seperti halnya pada sambung pucuk, akan tetapi batang bawah dan cabang pohon yang kita siapkan diberi perlakuan sayatan khusus untuk kemudian ditautkan atau direkatkan supaya seiring pertumbuhan kambium kedua permukaan luka hasil sayatan dapat menyatu. Selama proses pertautan, batang bawah mendapat suplai makanan (hasih fotosintesis) dari cabang pohon indukan (menyusu). Setelah pertautan luka menyatu dengan kuat, maka cabang pohon induk yang kita sambung dapat dipotong kira-kira 10 cm dari titik sambungan. Pemotongan bisa dilakukan sekaligus maupun secara berangsur.

Nah, sobat pecinta tanaman buah khususnya Tabulampot yang ingin tanaman kesayangannya cepat berbuah maka salah satu cara mendapatkan bibit yang baik adalah dengan teknik SAMBUNG SUSU.

Bagi para master Perbanyakan tanaman pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah SAMSU, namun bagi para pemula seperti saya SAMSU merupakan hal yang unik dan layak untuk digeluti.

Baik sobat, mari kita mulai pembahasan!

A. Alat

    Alat-alat yang dibutuhkan untuk proses menyambung susu tanaman dapat dilihat pada gambar di            bawah ini :



    1. Pisau yang tajam (bila perlu disterilkan dengan alkohol)

    2. Tali plastik (plastik es atau plastik kemasan minyak goreng curah yang dipotong menyerupai pita)

    3. Kantong pastik minyak (kondisi utuh)

    4. Tali pengikat (rafia atau kain yang lentur dan kuat)


B. Bahan

    1. Batang bawah/rootstock/seedling (bibit dari biji)
    2. Pohon indukan (telah berbuah minimal 3 kali)
    3. Media tanam pengganti  (bahan porous, ringan, bila diperlukan)

C. Langkah kerja
    1. Perlakuan batang bawah


Media tanam yang berat diganti, batang bawah dipotong 
dan disisakan sekitar 15 - 20 cm

    2. Penyambungan
        
        
  • Pilih cabang pada pohon induk yang diameternya hampir sama dengan diameter batang bawah (bila cabang pohon induk terlampau besar maka batang bawah yang disusukan bisa lebih dari 1)
  • Sayat miring batang bawah pada kedua sisi berlawanan (salah satu sayatan dibuat lebih miring dan lebih panjang dibanding sayatan yang lain)
  • Buat sayatan membentuk hhuruf "V" miring terbalik pada cabang pohon induk
  • Selipkan batang bawah yang telah dibentuk pada bukaan batang atas, usahakan bagian cabang pohon induk yang menyerupai lidah menutup luka sayatan pada batang bawah (bagian ini adalah sebagian dari titik penting penyaluran hasil fotosintesis dari daun cabang pohon indukan)
  • Tutup rapat dan lilit titik sambungan dengan tali plastik dimulai dari bawah ke atas kemudian kembali ke bawah (meniru sistem sirap atau genting dengan tujuan supaya air hujan tidak menyelinap masuk melaui celah lilitan tali
  • Tambahkan tali penguat (rafia) supaya tidak terjadi perubahan posisi titik sambung saat terkena hempasan angin atau terpaan air hujan
  • Ikatlah media tanam pada cabang induk agar tidak goyah
  • Pertautan membutuhkan waktu cukup lama (2-3 bulan, tergantung kecepatan tumbuh kembang tanaman)

D. Perlakuan Hasil Sambungan
  1. Sambungan dapat diturunkan apabila luka sambungan sudah bertautan dengan sempurna, adapun tanda-tanda sambungan yang sudah bertautan di antaranya:
    • Secara fisik dapat dilihat adanya pertautan luka sambungan berupa kambium batang bawah dengan kambium cabang/ranting pohon indukan yang disusukan sudah bertemu rapat dan membentuk kulit baru. 
    • Akar batang bawah sudah tumbuh optimal atau lebih banyak dibanding kondisi akar pada awal penyusuan. 

        2. Pergantian Polybag dan Media Tanam
    • Plastik pembungkus media yang digunakan pada awal penyusuan dibuka dengan hati-hati agar media tanam tidak pecah hancur, apabila media tanam pecah dikhawatirkan menyebabkan akar banyak yang putus.
    • Media tanam diganti dengan bahan yang subur dan gembur. Misalnya campuran tanah humus, sekam matang dan pupuk kandang matang dengan perbandingan 2:1:1 bila musim kemarau, untuk media tanam di musim hujan porositas harus lebih tinggi sehingga perbandingannya 1:1:1. Hal ini bukan patokan, baik campuran bahan maupun perbandingan disesuaikan dengan selera atau kebutuhan serta ketersediaan bahan di lapangan.
    • Sebagian daun dibuang untuk mengurangi penguapan berlebih
    • Pohon hasil susuan diberi tiang penguat agar tidak goyah saat tertiup hembusan angin atau terkena hujan
    • Tempatkan hasil susuan di bawah para-para yang diberi naungan atau di bawah pohon yang cukup rindang sekitar 2-3 minggu.
    • setelah muncul daun baru dan akar sudah menembus bagian dasar polibag maka tanaman bisa dipindah tanam ke lahan atau ditanam di pot.
    • Sebelum ditanam/ditaruh di tempat terbuka, tanaman diletakkan terlebih dahulu di bawah naungan supaya tidak mengalami stres.





DOKUMENTASI FOTO

                                       Kondisi 2 bulan dari turun susuan

 
                                                                         Cabang sepanjang/setinggi 150 Cm 
                                                                         dissmbung susu dengan 4 batang seedling











    



CARA SAMBUNG ALPUKAT A. Sekilas Tentang Alpukat Alpukat (Latin: Persea americana ).  Buah Alpukat relatif aman untuk dikonsumsi, bahkan oleh...